Thursday, September 26, 2019

Cerita Hikmah: Dihibur oleh Orang yang Tak Terduga, Rasanya Melayang-layang

Pernah tidak merasa, datang di waktu yang tidak tepat? Ini ceritaku dengan seseorang itu, di waktu yang tidak tepat. Beliau dan aku sama-sama sedang dalam kondisi tidak tepat. Aku menyebutnya untuk diriku 'sedang badmood', sedang untuk beliau 'sedang banyak kerjaan'. 

Aku pergi dengan menahan diri dan berusaha tersenyum, dan menahan air mata. Tidak. Aku tidak bisa kembali ke kamarku dalam keadaan begini, mungkin akan semakin menyempitkan hatiku yang kini sedang sangat sempit.

Lalu seperti biasanya, aku mengayuh sepedaku bukan ke arah jalan pulang. Kalai begini, aku urung menangis. Hehe. Malulah di jalan besar kok sesenggukkan. Walaupun, 'whose care?'

Sekitar satu dua kilometer, aku melewati jalan yang lumayan ada pekerja konstruksi sedang mondar mandir mendorong bak berisi semen (mungkin). Iya di tepi jalanan raya itu, aku berjalan di sisi kiri. Orang itu juga di sisi kiri namun berlawanan arah. Aku pura-pura tak melihatnya, eh disapa juga, "Semangat ya." 

Ooh baiklah pak, saya merasa semangat saya yang ambruk tadi itu sedikit tumbuh lagi. Walaupun aku tahu orang itu mungkin bermaksud menggoda atau semacam cat call gitu ke aku, tapi aku senyum-senyum sendiri setelah melewati orang itu, dan berterima kasih dalam hati kepadanya.

Setelah melewati perempatan lampu merah, aku belok kanan ke arah perpustakaan kota. Sampai di sana, ternyata cukup ramai. Setelah meletakkan tasku di loker, aku masuk membawa laptop dan HP. Niatnya mau membaca novel Bumi, eh nggak ketemu. Tiba-tiba malah ngambil novel Hyouka. Jiwa animers saya terpanggil.

Kupinanglah buku ini. Aku dekap, dan aku bawa pergi. Hehe. Aku mencari tempat duduk di lantai dua. Dan ada dong. Sebuah meja berkapasitas empat kursi terisi oleh mahasiswi yang menggelar kertas gambarnya, menggambar entah aku tidak mengerti. Memang ya suasana perpustakaan itu bisa menggugah kembali semangat yang hilang.

Bahwa, ada banyak sekali mereka yang sedang memperjuangkan studinya. Rasanya seperti ada yang juga menemaniku untuk berjuang. Bahwa apa yang aku alami itu tak seberapa dibanding mereka.

Aku membuka laptopku. Mengedit beberapa bagian yang sekiranya bisa kuedit. Walaupun kontennya aku tidak tahu. Tapi lumayanlah segini dulu. Sambil sesekali membaca novel Hyouka. Sesekali aku mengetikkan sesuatu juga. Entahlah memang ada ya cara ngerjain seperti itu?

Selang beberapa menit, ada Mbak-mbak dateng bersama dua anak cowok SMA. Ternyata mereka mau les Biologi sama Mbak tersebut. Aduh, aku jadi kangen pelajaran Biologi. Mereka ngebahas soal-soal. Dan aku inget yang mereka bahas itu tentang sel. 

Aku terkadang ikut menyimak mereka. Kadang dalam hati aku juga ikut ngejawab. Banyak yang sudah aku lupa ternyata. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan. Otot polos otot rangka. Kenapa sel otot banyak mitokondrianya. Wkwk. Seru juga ternyata ikut mendengarkan mereka membahas soal.

Adik-adik SMA tersebut lumayan antusias juga ternyata. Bahkan nanyain tentang infus juga. Tentang transplantasi otak itu mungkin enggak, dan lain-lain juga.

Aku memutuskan pulang setelah pukul lima sore lebih. Lagi-lagi, hari ini rasanya dunia sedang menghiburku. Aku merasanya begitu. 

Saat aku mengayuh sepedaku, tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang juga bersepeda menyapaku. Aku diam sejenak memperhatikan, hingga orang itu sedikit berada di depan menyalipku, aku baru sadar kalau orang itu menyapaku. "Ya..." jawabku yang telat menyadari. Wkwk.

Terkadang, dunia seperti kejam menyakiti kita. Tapi percayalah, dunia juga mengobatinya dengan berbagai macam obat yang menyenangkan. Saat satu racun dimasukkan, mungkin tidak hanya satu obat yang mengatasinya, bisa dua tiga atau bahkan lebih. Semua itu terjadi bukan tanpa alasan.

Misalnya saja, terkadang dunia ingin kita memahami bahwa manusia itu lemah, tapi sayangnya manusia terkadang malah mengharap dari usaha yang dilakukannya sendiri. Padahal apalah daya dirinya itu lemah. 

Maka untuk menyadarkannya, dia perlu sedikit tersakiti, memahami kelemahan diri, lalu mengharap lagi pada yang Maha Kuat. Siapa lagi. 

Allah sedang memeperingati hati agar harapan itu hanya kembali kepada Sang Pemilik sebaik-baik rencana. Yang sekali kamu berharap padaNya, kamu takkan sama sekali kecewa.

2 comments:

  1. :")

    "Terkadang, dunia seperti kejam menyakiti kita. Tapi percayalah, dunia juga mengobatinya dengan berbagai macam obat yang menyenangkan."

    Terima kasih sudah mengingatkan kembali lewat cerita ini

    ReplyDelete