Thursday, September 12, 2019

KKN Life: Hari Pertama di Lombok, Masyarakatnya Welcome Banget

"Keliling ke rumah-rumah ternyata asyik juga. Salim ke setiap orang yang kami temui, kenalan, sambil sedekah, sedekah senyum. Hehehe."

Sore dengan cepat menjelang. Beres-beres ternyata menguras banyak waktu. Faishal, kormanit kita, pesen supaya segera bisa keluar ramah tamah dengan masyarakat. 

Kukira bakalan bareng-bareng, eh ternyata kepecah. Yasudahlah, aku juga cuma mengikuti. Malu-malu berjalan di belakang teman-temanku yang lain. Kalau mereka salim, ikut salim. Mereka ketawa di obrolan, ikutan ketawa. Ya gitu gitu aja, tapi asyik juga.
Melihat masyarakat yang dengan senang hati mempersilahkan mampir ke tempat mereka itu sesuatu banget. Artinya, mereka dengan senang hati menerima kami.
Ya itulah harga paling berharga di tempat yang bukanlah tempat kita. Di terima. 

Yang paling khas dari Lombok adalah bangunan bernama berugak.
Kurang lebih seperti itu bangunannya. Biasanya ada di bagian depan rumah. Fungsinya macam-macam. Salah satunya ya menerima tamu. 

Pertama-tama selain ke rumah pak kades yang sudah pasti kita tempati, kita ke tempat Bu Ayat. Kenapa tempat? Karena disitulah warung terdekatnya dan lumayan komplit loh. Kita duduk di berugak yang ada di depan warung beliau. Karena warung, berugaknya lumayan ramai, ada warga lainnya juga. Tak cuma dipersilakan duduk, bahkan kita disuguhi makanan dan minuman. Yang akhirnya kita tahu.
Khasnya Lombok, kalau ada tamu pasti dibuatin minuman. Kopi khasnya, tapi teh juga sering. 
Jangan heran juga kalau sampai ditawari makan. Memang begitu. Kalau sudah waktunya mereka makan, maka tamupun juga dipersilahkan makan. Mereka sangat menghormati tamu mereka. Sangat menghargai sekali.

Dan yang berbeda dengan di Jawa adalah, kalau memang mereka menawarkan sesuatu, dan kita bilang iya, ya harus di tepatin. Nggak ada yang namanya formalitas aja nawarin mampir, bukan cuma pemanis bibir. 
Kalau mereka bilang mampir, ya beneran memang nawarin mampir. Kalau mereka nawarin makan, ya beneran nawarin makan. Makanya, kalau kita bilang iya, ya kita haru benar-benar mampir dan makan. Hehe.
Kebayang 'kan setiap kita mampir, pasti dibuatin minuman. Makanya ada plesetan KKN kita itu Kuliah Kerja Ngopi. Karena setiap kali mampir, kopi selalu menyambut kami. 

Pada beberapa kali kita main ke rumah warga ini, ada beberapa cerita. Salah satunya tentang seorang Bapak, yang dulu pernah di diagnosa gejala stroke. Deg-degan aku pas bapaknya bilang pernah sakit. Walaupun jurusanku perawat, tapi masih perawat gadungan, serius. Belum bisa ngapa-ngapain. Rasanya kuliah empat tahun isinya cuma tidur aja.

Teman-temanku pada bilang, "Ini ada yang dari jurusan perawat lo, Pak." Matiii. Sayapun hanya bisa tersenyum haha hihi dengan wajah polos. Bapak ini bercerita kalau sakitnya dulu sudah parah, namun semangat sembuhnya tinggi. Sering latihan buat menggerakkan badannya. Batinku, "Mungkin itu ROM (Range of motion)." Supaya ototnya tidak kaku. 

Ya semangat sembuh memang bisa membantu proses penyembuhan lebih cepat. Walaupun tidak mungkin kembali seperti sedia kala, namun kualitas hidupnya bisa lebih baik. Seperti bisa jalan-jalan walaupun dengan alat bantu, tentunya lebih baik daripada hanya berbaring di tempat tidur.

Satu lagi yang kita temui disitu, adanya anak yang menderita stunting. Bahasa mudahnya kependekan. Dan beberapa hari setelahnya aku baru tahu, kalau Desa Rempek yang jadi tempat KKN ku tersebut merupakan 1 dari 5000 desa yang ada di Indonesia yang menjadi fokus penanganan stunting.

Menjelang maghrib, kita mampir sebentar ke rumah lain. Yang ternyata adalah rumah bu bidan. Yeay. Aku teriak senang, bisa menggali masalah kesehatan bersama beliau dong. Namanya Bu Teti. Orangnya sangat ramah dan welcome banget.

Huftt.. senangnya jalan-jalan waktu itu. Pertama kali kenalan dengan mereka. Yang aku kagum dari rangkaian ramah tamah sore itu adalah "Cara memulai menyapa kerumunan orang."

Aku masih seringnya menjadi pengikut. Takut. Bingung bagaimana memulainya. Ya gampang saja sebenarnya, tinggal disapa aja. Hehe. Tapi susah bagiku. Ya setidaknya walaupun baru melihat saja, aku merasa senang. Melihat teman-temanku yang dengan beraninya berbaur bersama masyarakat. 

Inilah yang juga aku cari di KKN ini. Melihat cara teman-temanku menjalankan proker, melihat cara mereka berinteraksi, bahkan sesederhana melihat bagaimana cara mereka menyapa orang lain, ngomong sama bocil, dan interaksi-interaksi lain yang, tak pernah aku lihat dalam duniaku sebelumnya.

Kisah ini, baru saja dimulai. Mulai hari itu. Lepas dari KKN, aku punya harapan, menjadi orang yang baru. Walaupun hanya sekedar, tanpa malu-malu lagi menyapamu. Hehe. Selamat datang, selamat berjuang.

No comments:

Post a Comment