Saturday, May 16, 2015

Sepotong Episode Wisuda SMA

Huft, cerita ini diawali dengan desahan keluhan. Yeah, kenapa? Kenapa wisudanya dimulai jam satu siang? Yeah, karena pulangnya akan sangat kesusahan. Dan kekawatiranku terjadi.


Siang itu, setelah jumatan, bapakku mengantarkan aku dan mamakku menuju jalan raya. Untuk sampai di SMA-ku, kami harus naik angkutan dua kali. Istilahnya 'ngepuk'. Undangan wisuda dimulai pukul satu. Dan... karena kukira bakalan 'ngaret' jadi aku berangkatnya santai, padahal sudah jam setengah satu siang. Saat itu angkutan berhenti didepan salon. Wah, ternyata SMA sahabatku memakai pakaian kebaya. Di sepanjang perjalanan juga terlihat beberapa anak SMA juga sepertinya akan mengikuti wisuda dengan pakaian atasan putih dan bawahan hitam.

Sesuai perkiraan, ternyata memang 'ngaret'. Sampai di SMA pukul satu lebih sepuluh menit, sudah ramai memang, tetapi acara belum dimulai. Tidak lama setelah aku sampai, acara dimulai. Tetapi, aku tidak merasakan ada yang istimewa, bahkan sejak pagi aku bangun tidur, semuanya terasa biasa saja, mungkin dampak dari kelulusan sudah ditentukan sekolah bukan dari hasil UN, jadi sudah pasti lulus, mungkin begitu.

"Percayalah, hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi nggak ada satu pun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi happy banget tapi justru nggak ada satu pun teman untuk membag kebahagian tersebut."
--buku "Berjuta Rasanya", Tere Liye

Yeah, aku merasakan hal itu. Aku ingin menangis mendapatkan penghargaan itu. Bukan menangis bahagia, karena sejak pagi hingga sekarang masih dalam suasana biasa, namun menangis karena mungkin aku tidak bisa membagi kebahagian itu. Kenapa aku tidak dapat membagi kebahagiaan itu? Itulah masalah pokoknya. Karena aku kurang bisa berkomunikasi dengan baik kepada sesamaku. Mungkin selama ini aku berdalih bahwa aku seorang introvert, sehingga aku tidak terlalu peduli dengan orang sekitarku dan berkomunikasi dengan mereka. Disini, manjadi bagian yang harus aku perbaiki. Berusaha untuk bisa berkomunikasi, disini aku mengenal pentingnya komunikasi.

Well, sebenarnya itulah inti dari hari ini, hari wisuda di SMA-ku. Mungkin, aku perlu berorganisasi di universitas nanti. Ya, semoga bisa.

Sebelum hari wisuda, seorang guru juga menasehatiku dan kawanku. Di dunia perkuliahan nanti, ikutlah organisasi. Manusia diciptakan untuk berhubungan dengan Tuhan, manusia, dan alam. Allah yang akan memberi rejeki, melalui manusia. Kita manusia, harus bisa berhubungan dengan sesama karena disanalah kita bisa menjemput rejeki kita yang dititipkan Allah. Ya, bisa berhubungan, berkomunikasi dengan sesama manusia itu penting. Dan juga nasehat, alasan beliau tidak pernah memberikan kisi2. Ya, karena beliau ingin anak didiknya mempelajari banyak materi sehingga lebih banyak yang mereka tahu, sungguh tujuan beliau bukan semata-mata nilai anak didiknya tinggi, karena itu hanyalah tujuan jangka pendek saja, namun karena beliau ingin anak didiknya untuk selalu berusaha. Juga nasehat tentang korupsi. Ibaratnya harta itu adalah air, harta yang dikorupsi itu seperti banjir, banyak dan merusak banyak hal. Lebih baik sedikit, namun terus menerus. Hhe, sedikit flashback.

Setelah wisuda selesai ada momen foto2. Terpaksa kurelakan momen berharga foto bersama my best friend and my classmate karena sudah jam lima. Mungkin bagi beberapa orang itu tak masalah. Tetapi bagiku yang selalu bergantung waktu, waktu ini sangatlah gawat. Kehabisan bus, pulang kemalaman, ninggalin sholat Ashar, arghh... Semua itu membayangiku dan langsung cusss pulang tanpa sepotong fotopun. Eh tapi sepertinya ada sedikit foto tadi, hehe.

Dan alhamdulillah, angkot lancar, dan dilanjutkan dengan bus yang tidak lama kemudian datang. Bus yang penuh sesak hingga miring ke kiri karena para penumpang yang sampai bergelantungan di pintu. Yah salahku sendiri tidak mau belajar naik motor, mungkin kalau aku bisa naik motor, ah sudahlah, tidak perlu disesali, namun diambil pelajaran kan? *kalau bisa si gitu :3

Hari yang berharga ini, ditutul dengan mie ayam bahagia di rumah tercinta. Menatap masa depan yang ada di depan mataku. Ya, semoga aku bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Terima kasih telah membaca :) .

2 comments: