Arti Bahasa Indonesianya yaitu, “Parasit: Sang Bidal”. Dalam KBBI
arti bidal adalah peribahasa atau pepatah yg mengandung nasihat, peringatan,
sindiran, dsb. Jujur aku tidak memahami keterkaitan judul dan isi dari cerita. Kalau
aku mencoba mengira-ira, mungkin karena pembuat cerita ini memiliki maksud
nasehat yang tersirat, menyindir perbuatan manusia di bumi, atau malah mengajak
kita berpikir apakah manusia sudah adil memperlakukan makhluk dan lingkungan di
bumi? Siapa “parasit” yang sebenarnya? Hm, entahlah.
My Anime List Information
Judul Alternatif
English: Parasyte -the maxim-
Synonyms: Parasite, Parasitic Beasts,
Parasyte
Japanese: 寄生獣 セイの格率
Episodes: 24
Aired: Oct 9, 2014 to Mar 26, 2015
Premiered: Fall 2014
Source: Manga
Genres: Action, Sci-Fi, Horror, Phsycological,
Drama, Seinen
Rating: R - 17+ (violence &
profanity)
Score: 8.531 (scored
by 373,208users)
Ranked: #932
Popularity: #42
Namanya juga parasit. Dia membutuhkan inang untuk hidup, dan inang
parasit dari kisah ini adalah manusia. Parasit mengambil alih otak inangnya,
dengan kata lain, manusia yang sudah terkena parasit ini sama saja sudah mati.
Pikirannya bukan lagi manusia, namun lebih mirip insting hewan, dia bisa
berpikir, namun tidak memiliki rasa maupun emosi layaknya manusia. Izumi
Shinichi merupakan salah satu korban yang terkena parasit ini, namun parasit
tersebut gagal mengambil alih otaknya. Parasit ini hanya berkembang di tangan
kanannya.
Kesan pertamaku saat episode pertama, anime ini cowok banget. Ya
gimana ya, sebelumnya aku nontonnya anime genre shoujo. Shoujo bisa dibilang
“Girls”, yups, targetnya adalah para cewek-cewek, jadi kebanyakan ceritanya
tentang romantisme berbalut komedi yang perasaan dari karakternya sangat
ditunjukkan. Berbeda jauh dengan genre anime ini, seinen. Yang target
penontonya adalah laki-laki dewasa 18 tahun ke atas. Tidak ada komedi sama
sekali, serius, tajam, berdarah-darah, mikir, perasaan karakternya bukannya
tidak ditampilkan, namun tidak ditunjukkan dengan berlebihan. Anime ini lebih
sering membuat kita berpikir, inilah yang menarik, menurutku. Berbeda dengan One Punch Man yqng juga bergenre seinen, sama-sama ada adegan berdarah darahnya, namun di sini rasanya lebih horror. Yang bersalah maupun tak bersalah keduanya bisa saja sewaktu-waktu menjadi korban.
Cara pengarang dalam menunjukkan apa dan bagaimana parasit ini,
sangat lambat, satu persatu, sehingga terkesan sangat alami dan tidak
terburu-buru, bahkan hingga akhir episode, tidak dijelaskan darimana parasit
ini berasal. Yang ditunjukkan adalah, mengapa parasit ini ada, mulai dari sudut
pandang parasit itu sendiri, dan dari sudut pandang pikiran manusia. Berpikir atas
setiap tindakan yang dilakukan, untuk apa dan mengapa, benarkah untuk
kepentingan manusia, atau hanya untuk pemuas diri sendiri, atau sekedar untuk
mengamankan diri supaya bisa terus bertahan hidup.
Dari sisi genre psikologikal, anime ini benar-benar menguras mental,
bukan lagi sekedar menguras perasaan. Sekitaran episode 6/7 aku merasa sangat
tertekan atas apa yang terjadi terhadap Izumi Shinichi, salaj satunya ya seperti yang sudah aku sebutkan diatas, orang yang tak bersalahpun bisa saja jadi korban. Kesedihan yang
dirasakan karakter utamanya benar-benar sampai ke hati, sesak sekali, kesedihan
itu hilang menjadi ketegaran yang sekuat baja, tak tergoyahkan. Namun,
ketegaran itu palsu. Hatinya sebagai manusia telah hilang, menjadi sebuah
lubang di dalam hati. Sinichi menjadi lebih cool dalam sosok barunya
ini.
Kupikir tadinya, akhir kisah ini, semua parasit bakal terbasmi dan
tidak ada lagi di bumi. Namun ternyata, akhir dari cerita ini bukan itu. Parasit
tetap ada hingga cerita berakhir, dengan beragam keadaan. Ada yang tetap
membunuh sebagaimana insting hewan, ada yang mencoba berdampingan dengan
manusia, mempelajari dan mengikuti tingkah dan emosi manusia. Jawaban atas
pertanyaan dari karakterlah yang mengakhiri kisah ini. Mengapa parasit itu ada,
siapakah parasit sebenarnya di bumi ini, mengapa manusia bertindak demikian
atas sesuatu, bagaimana manusia dari sudut pandang parasit itu sendiri, dll.
Aku mencoba merefleksikan kepada diriku sendiri, setelah menonton
anime ini apa yang aku dapatkan. Menurutku, segala sesuatunya harus dilihat
secara utuh, bukan? Ada beberapa scene didalam anime ini, yah mungkin bahasanya
begini, apa bedanya manusia yang memakan ayam dan singa yang memakan zebra? Pun
parasit, memangsa manusia untuk menyeimbangkan ekosistem bumi agar mengurangi
populasi manusia yang semakin meledak. Apa jawabanmu? Dan pertanyaan yang
sangat sakral, untuk apa kita di lahirkan? Well, mungkin disini kita diajak untuk berpikir melewati batas kebiasaan dan hukum yang telah berlaku saat ini. Bukan berarti aku setuju penyebaran parasit sebagai solusi mengurangi populasi manusia, memangnya benar itu hanya satu-satunya solusi? Lagipula, kita sudah tahu ketika manusia sudah keterlaluan, Tuhan takkan diam saja. Namun, sesekali pikirkanlah hal tersebut. Kita akan tahu apa perbedaan kita dengan hewan, dan betapa sempurnanya kita diciptakan.
Yah aku masih harus banyak belajar. Entah itu ilmu antroplogi atau
apa, pasti ada yang membahas perbedaan antara manusia dan hewan. Dan manusia
sungguh berbeda, manusia memiliki akal untuk membedakan baik dan buruk, benar
dan salah. Sedang hewan tidak memiliki, ia hanya mengikuti instingnya. Yang menarik lagi adalah, adanya parasit yang berusaha mempelajari hal ini, yup tentang sifat manusia. Salah satunya adalah sifat altruisme, mementingkan manusia yang lain. Aneh bagi parasit, jika mereka dalam bahaya, takkan ada saling melindungi, bekerja sama mungkin ada, namun untuk memilih menyelamatkan parasit yang lain bisa dipastikan tidak. Lalu ada satu parasit yang berusaha memahami hal itu, disitu jadi sangat menyedihkan, bagaimana akhirnya dia memilih menyelamatkan bayinya, melindungi bayinya dengan nyawanya, ia akhirnya merasakan sifat altruisme diakhir hayatnya.
Suka banget sama alurnya. Anime ini kurang populer seperti Tokyo Ghoul si, tapi rekomen buat yang suka anime dengan pertanyaan-pertanyaan yang yah melewati batas kali ya, tapi bukan melewati batas banget, hanya mengajak kita untuk memikirkan kembali, kita itu manusia itu dipandang seperti apa.
Suka banget sama alurnya. Anime ini kurang populer seperti Tokyo Ghoul si, tapi rekomen buat yang suka anime dengan pertanyaan-pertanyaan yang yah melewati batas kali ya, tapi bukan melewati batas banget, hanya mengajak kita untuk memikirkan kembali, kita itu manusia itu dipandang seperti apa.
Overall, aku menyukai anime ini. Yah ada satu dua bagian yang tidak
patut, apalagi untuk nilai dan norma di Indonesia, tapi ambillah hal-hal baik
yang bisa diambil saja ya. Maka pastikan saat menonton anime ini usiamu sudah
17 tahun lebih yah. Lebih baik bersiap menaati peraturan daripada jatuh
kelubang yang sebenarnya sudah ada tulisan peringatannya “Awas ada lubang!”
jangan sekali-kali nyelonong yak ^^.
Sekian. Terimakasih sudah membaca tulisan ini. Menurutku, masih
sangat penuh dengan kekurangan, aku akan sangat senang apabila ada nasehat
untuk tulisan ini. Ja.
NB: Refleksi, bahasa mudahnya, apa yang di dapatkan setelah
melakukan suatu kegiatan, apa perbedaannya dengan sebelum melakukan kegiatan
tersebut.
Referensi: myanimelist, beberapa blog tentang genre anime
No comments:
Post a Comment