Monday, January 15, 2018

Refleksi: Anime “Kiseijuu: Sei no Kakuritsu (Parasyte: The Maxim)”

Arti Bahasa Indonesianya yaitu, “Parasit: Sang Bidal”. Dalam KBBI arti bidal adalah peribahasa atau pepatah yg mengandung nasihat, peringatan, sindiran, dsb. Jujur aku tidak memahami keterkaitan judul dan isi dari cerita. Kalau aku mencoba mengira-ira, mungkin karena pembuat cerita ini memiliki maksud nasehat yang tersirat, menyindir perbuatan manusia di bumi, atau malah mengajak kita berpikir apakah manusia sudah adil memperlakukan makhluk dan lingkungan di bumi? Siapa “parasit” yang sebenarnya? Hm, entahlah.



My Anime List Information

Judul Alternatif
English: Parasyte -the maxim-
Synonyms: Parasite, Parasitic Beasts, Parasyte
Japanese: 寄生獣 セイの格

Episodes: 24
Aired: Oct 9, 2014 to Mar 26, 2015
Premiered: Fall 2014
Source: Manga
Genres: Action, Sci-Fi, Horror, Phsycological, Drama, Seinen
Rating: R - 17+ (violence & profanity)
Score: 8.531 (scored by 373,208users)
Ranked: #932
Popularity: #42

Namanya juga parasit. Dia membutuhkan inang untuk hidup, dan inang parasit dari kisah ini adalah manusia. Parasit mengambil alih otak inangnya, dengan kata lain, manusia yang sudah terkena parasit ini sama saja sudah mati. Pikirannya bukan lagi manusia, namun lebih mirip insting hewan, dia bisa berpikir, namun tidak memiliki rasa maupun emosi layaknya manusia. Izumi Shinichi merupakan salah satu korban yang terkena parasit ini, namun parasit tersebut gagal mengambil alih otaknya. Parasit ini hanya berkembang di tangan kanannya.



Kesan pertamaku saat episode pertama, anime ini cowok banget. Ya gimana ya, sebelumnya aku nontonnya anime genre shoujo. Shoujo bisa dibilang “Girls”, yups, targetnya adalah para cewek-cewek, jadi kebanyakan ceritanya tentang romantisme berbalut komedi yang perasaan dari karakternya sangat ditunjukkan. Berbeda jauh dengan genre anime ini, seinen. Yang target penontonya adalah laki-laki dewasa 18 tahun ke atas. Tidak ada komedi sama sekali, serius, tajam, berdarah-darah, mikir, perasaan karakternya bukannya tidak ditampilkan, namun tidak ditunjukkan dengan berlebihan. Anime ini lebih sering membuat kita berpikir, inilah yang menarik, menurutku. Berbeda dengan One Punch Man yqng juga bergenre seinen, sama-sama ada adegan berdarah darahnya, namun di sini rasanya lebih horror. Yang bersalah maupun tak bersalah keduanya bisa saja sewaktu-waktu menjadi korban.

Cara pengarang dalam menunjukkan apa dan bagaimana parasit ini, sangat lambat, satu persatu, sehingga terkesan sangat alami dan tidak terburu-buru, bahkan hingga akhir episode, tidak dijelaskan darimana parasit ini berasal. Yang ditunjukkan adalah, mengapa parasit ini ada, mulai dari sudut pandang parasit itu sendiri, dan dari sudut pandang pikiran manusia. Berpikir atas setiap tindakan yang dilakukan, untuk apa dan mengapa, benarkah untuk kepentingan manusia, atau hanya untuk pemuas diri sendiri, atau sekedar untuk mengamankan diri supaya bisa terus bertahan hidup.

Dari sisi genre psikologikal, anime ini benar-benar menguras mental, bukan lagi sekedar menguras perasaan. Sekitaran episode 6/7 aku merasa sangat tertekan atas apa yang terjadi terhadap Izumi Shinichi, salaj satunya ya seperti yang sudah aku sebutkan diatas, orang yang tak bersalahpun bisa saja jadi korban. Kesedihan yang dirasakan karakter utamanya benar-benar sampai ke hati, sesak sekali, kesedihan itu hilang menjadi ketegaran yang sekuat baja, tak tergoyahkan. Namun, ketegaran itu palsu. Hatinya sebagai manusia telah hilang, menjadi sebuah lubang di dalam hati. Sinichi menjadi lebih cool dalam sosok barunya ini.

Kupikir tadinya, akhir kisah ini, semua parasit bakal terbasmi dan tidak ada lagi di bumi. Namun ternyata, akhir dari cerita ini bukan itu. Parasit tetap ada hingga cerita berakhir, dengan beragam keadaan. Ada yang tetap membunuh sebagaimana insting hewan, ada yang mencoba berdampingan dengan manusia, mempelajari dan mengikuti tingkah dan emosi manusia. Jawaban atas pertanyaan dari karakterlah yang mengakhiri kisah ini. Mengapa parasit itu ada, siapakah parasit sebenarnya di bumi ini, mengapa manusia bertindak demikian atas sesuatu, bagaimana manusia dari sudut pandang parasit itu sendiri, dll.

Aku mencoba merefleksikan kepada diriku sendiri, setelah menonton anime ini apa yang aku dapatkan. Menurutku, segala sesuatunya harus dilihat secara utuh, bukan? Ada beberapa scene didalam anime ini, yah mungkin bahasanya begini, apa bedanya manusia yang memakan ayam dan singa yang memakan zebra? Pun parasit, memangsa manusia untuk menyeimbangkan ekosistem bumi agar mengurangi populasi manusia yang semakin meledak. Apa jawabanmu? Dan pertanyaan yang sangat sakral, untuk apa kita di lahirkan? Well, mungkin disini kita diajak untuk berpikir melewati batas kebiasaan dan hukum yang telah berlaku saat ini. Bukan berarti aku setuju penyebaran parasit sebagai solusi mengurangi populasi manusia, memangnya benar itu hanya satu-satunya solusi? Lagipula, kita sudah tahu ketika manusia sudah keterlaluan, Tuhan takkan diam saja. Namun, sesekali pikirkanlah hal tersebut. Kita akan tahu apa perbedaan kita dengan hewan, dan betapa sempurnanya kita diciptakan.

Yah aku masih harus banyak belajar. Entah itu ilmu antroplogi atau apa, pasti ada yang membahas perbedaan antara manusia dan hewan. Dan manusia sungguh berbeda, manusia memiliki akal untuk membedakan baik dan buruk, benar dan salah. Sedang hewan tidak memiliki, ia hanya mengikuti instingnya. Yang menarik lagi adalah, adanya parasit yang berusaha mempelajari hal ini, yup tentang sifat manusia. Salah satunya adalah sifat altruisme, mementingkan manusia yang lain. Aneh bagi parasit, jika mereka dalam bahaya, takkan ada saling melindungi, bekerja sama mungkin ada, namun untuk memilih menyelamatkan parasit yang lain bisa dipastikan tidak. Lalu ada satu parasit yang berusaha memahami hal itu, disitu jadi sangat menyedihkan, bagaimana akhirnya dia memilih menyelamatkan bayinya, melindungi bayinya dengan nyawanya, ia akhirnya merasakan sifat altruisme diakhir hayatnya.

Suka banget sama alurnya. Anime ini kurang populer seperti Tokyo Ghoul si, tapi rekomen buat yang suka anime dengan pertanyaan-pertanyaan yang yah melewati batas kali ya, tapi bukan melewati batas banget, hanya mengajak kita untuk memikirkan kembali, kita itu manusia itu dipandang seperti apa.

Overall, aku menyukai anime ini. Yah ada satu dua bagian yang tidak patut, apalagi untuk nilai dan norma di Indonesia, tapi ambillah hal-hal baik yang bisa diambil saja ya. Maka pastikan saat menonton anime ini usiamu sudah 17 tahun lebih yah. Lebih baik bersiap menaati peraturan daripada jatuh kelubang yang sebenarnya sudah ada tulisan peringatannya “Awas ada lubang!” jangan sekali-kali nyelonong yak ^^.



Sekian. Terimakasih sudah membaca tulisan ini. Menurutku, masih sangat penuh dengan kekurangan, aku akan sangat senang apabila ada nasehat untuk tulisan ini. Ja.

NB: Refleksi, bahasa mudahnya, apa yang di dapatkan setelah melakukan suatu kegiatan, apa perbedaannya dengan sebelum melakukan kegiatan tersebut.


Referensi: myanimelist, beberapa blog tentang genre anime

No comments:

Post a Comment