Sunday, May 5, 2019

Niat dalam Berbuat dan Pengingat Meluruskan Niat

"Karya tertinggi seorang manusia adalah saat penikmat karyamu, tidak memujimu, tapi memuji Penciptamu." Farah Qoonita
Ya Allah. Ini terlalu dalam. Ini terlalu ngejleb nggak sih? Wkwk. Yayaya. Waktunya melihat kembali ke dalam hati. Eh, bentar-bentar. Niatnya sudah terpasang sesuai petunjuk atau masih melenceng dari jalur? Lurusin lagi. Lurusin ke arah kiri sedikit, iyap, kanan sedikit, oke pas. Ini sih tentang pelurusan niat ikut 30 Hari Ramadhan dalam Cerita.

Sekarang coba aku kendalikan ke tujuan awal kita. Oh ya jangan lupa. Cek lagi tujuanmu sudah benar? Masuk lewat jalan yang benar kan? Oke. Mari kita jalani kehidupan ini.

Haaah. Helaan napas panjang akhirnya keluar juga. Menahannya sudah sejak beberapa waktu lalu. Karena tak ingin ditanya "kenapa?" Iya karena tulisan tadi. Menyadarkanku, oh, selama ini aku ingin dipuji. Apalagi? Ternyata bukan karena Allah. Masih karena manusia. Sebabku melakukan hanya karena sesuatu yang fana dan tak sempurna, maka ia mudah layu, mudah jatuh, mudah menyerah, lalu tiba-tiba sudah tak mengingat lagi yang telah diusahakan sebelumnya. Padahal, kalau kita mulai dengan niat karena Dia, nilainya akan jauh lebih tinggi daripada hanya karena manusia. 

Oh, ternyata sulit juga. Tapi aku seperti diberitahu oleh Allah, kalau niatku masih salah. Ini lho niat yang benar. Dan entah bagaimana, sebelumnya aku dikirimi kata-kata oleh seseorang yang juga sepertinya, lewat cara itulah Allah dengan kasih sayang dan kelembutannya menyampaikannya padaku.

"Hidupmu tidak lain hanyalah sebuah kisah cinta. Antara kamu dan Tuhan. Tak lebih. Setiap orang, setiap kejadian dan pengalaman, setiap hadiah, setiap kehilangan, setiap sakit dikirimkan di jalan hidupmu karena satu alasan, dan alasan itu tidak lain adalah untuk membawamu kembali kepadaNya." Yasmin Mogahed.

Oh, setiap yang kita lakukan, tidak lain dan tidak bukan, tidak akan pernah terpisahkan dengan Allah. Oh, memang aku ini sudah terlalu jauh dari-Mu. Dan lewat cara indah ini engkau mengingatkan? Aku merasa, apa aku boleh merasa keGRan seperti ini? Ke-GR-an merasa diingatkan, wkwk.

Kasih sayang Allah memang tidak akan pernah ada yang menandingi. Bahkan, Fir'aun yang sedemikian mengaku dirinya sebagai Tuhan saja masih Allah beri jalan untuk kembali, dengan mengirimkan Nabi Musa kepadanya. Ditawarkan baik-baik, kamu mau kembali atau tidak kepada-Ku? Kalau mau, sini, Aku tunjukkan jalannya. Sudah dengan cara baik-baik Fir'aun tak mau, lalu masih dengan ditunjukkan tanda-tanda kebesaranNya melalui mukjizat-mukjizatNya. 

Pernah nggak sih membayangkan, kita juga demikian. Kita pernah berada di jalan yang salah atau barangkali saat ini sedang dalam kesalahan. Kita tak pernah dibiarkan begitu saja, kita juga ditawarkan baik-baik untuk kembali ke jalan yang benar. Hanya saja tergantung diri kita, apakah kita menyadari tawaran jalan untuk kembali itu? Atau kita pura-pura tak tahu dan lewat begitu saja? Atau saking hitamnya hati ini, sudah tidak ada lagi cahaya yang mampu menembus masuk menyadari petunjuk ini? 

Tapi kita akhirnya tahu, sebenarnya kita punya kesempatan untuk kembali. Allah tawarkan kesempatan itu dengan baik-baik, lembut sekali bilang "Ayo, kembali ke jalan yang benar. Kalau kamu tidak tahu caranya, ayo aku tunjukkin, sampai kamu benar2 sampai di jalan yang benar itu. Ayo." 

Ah, tapi diri sering bersilat lidah. "Ah nanti dulu. Aku belum pernah merasakan ini dan itu. Aku juga ingin merasakannya sekali sebagai manusia. Sekali saja deh. Temen-temenku bahkan sudah beberapa kali. Aku cuma penasaran. Setelah itu aja. Setelah itu aku bakalan tobat. Beneran."

Dan semuanya terjadi. Lalu berakhir menyesal. Memang diri akan selalu berbuat kesalahan. Tobat maksiat tobat maksiat tobat. Jika demikian, akhirkan aku dalam keadaan tobat, ya Allah. Egois sekali memang. Haah.

Ah ya satu lagi ada hal yang mengingatkanku. Dari kata pengantar "Seni Tinggal Di Bumi" masih karyanya Farah Qoonita. Tentang sebuah karya? karya tersebut, sebenarnya bukan karya kita. Atas kehendak Allah lah, misalnya, kita dapat menuliskan sesuatu, bisa menghasilkan sesuatu. Maka, dalam hal apapun, semestinya kita meminta kepada Allah, karena apapun yang kita hasilkan, sebenarnya adalah milik Yang Maha Kuasa. Manusia, ya hanyalah perantaranya saja. Maka apapun karya tersebut yang membuat manusia terkagum-kagum, selayaknya memang harusnya membuat kita semakin kagum kepada Sang Pencipta, bukan kepada manusia yg menuliskannya. :)

Bismillah, 30 Hari Ramadhan Dalam Cerita ini di awali, dengan niatan yang coba kuluruskan lagi. Karena tulisan juga tak dapat dihasilkan, tanpa ijin dari yang Maha Menciptakan. Setiap kebaikan, tentu datangnya dari yang menciptakan kebaikan. Sedang jika ada yang kurang berkenan, itu karena manusia pasti memiliki kesalahan, sangat berterima kasih apabila pembaca sekalian mau mengingatkan.

Rencananya, di challenge menulis di blog selama bulan Ramadhan ini akan kuisi dengan tulisan yang campur aduk. Apa saja yang penting menulis dulu. Wkwk. Sebagian besar barangkali tentang cerita diri sendiri. Sebagian lainnya tentang kajian yang pernah kuikuti, review buku, puisi, dan mungkin sedikit cerita tentang dunia keperawatan. 

Pastinya, akan ada banyak sekali kekurangan, karena tulisan-tulisan yang spontan mungkin akan sedikit terkesan memaksa, terburu-buru, seadanya, belum mateng. Jadi, mohon bantuannya jika ada masukan sekecil apapun itu. Ganbatte...

#Day1
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

9 comments:

  1. Maksiat-tobat-maksiat-tobat, gitu aja terus huhu tahunya Allah Maha Pengampun, tapi nggak takut Murka Allah :((

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang demikian, tapi apapun yg datang ke kita, termasuk maksiat, itu bisa jadi pintu kita untuk bertaubat, dan taubat sendiri berpahala. Apapun bisa jadi jalan untuk mendekat ke Allah. Semoga sih bisa selalu taubat hingga akhir hayat, khusnul khotimah. Terima kasih mbak sudah mampir. Hehe

      Delete
  2. Masyaallah berasa ditohk nih akunya,penyakit nunda2 begitu menggiurkan ya. Semoga istiqamah aamiin. salam kenal.

    ReplyDelete
  3. emang harusnya kayak gitu, sis

    ReplyDelete