Friday, June 14, 2019

Cerpen Mega & Bintang: Sahabat dalam Kebaikan

Jumat. Langit masih gelap. Bangun pagi-pagi. Aku berhasil sholat Subuh setelah adzan. Yess. Sesuatu yang sangat langka aku lakukan. Lalu membaca Yaasin. Lalu, sarapan mi instan dan segelas teh hangat. Lalu, harusnya mandi, tapi aku malah... tidur lagi. 

Aku terbangun ketika sebuah pesan masuk di WA. Dari Bintang, "Meg, hari ini aku ke kosmu jam 8.30 ya." Aku melirik jam di Hp. Masih jam 7. Masih lama. Aku terlelap lagi. "Mega.. jam segini masih tidur aja?" Suara berisik Bintang memenuhi kamarku yang tenang. "Apa si Bin? Aku udah sarapan, udah mandi juga." Kataku masih dengan mata malas bangun.

"Ya ampun Meg, Meg. Kalau punya anak ga bisa kamu males-malesan kaya gitu. Kerjaan bakal terus menanti tiada habis-habisnya." Omelan Bintang keluar juga. Aku bangun. Tersenyum. Lebih karena tidam mau mendengar lebih lanjut peringatannya yang ujung-ujungnya tentang masa depan. Ya ya, memang harus dipikirkan. 

Masih dengan kengantukan yang hakiki, aku membuka laptop. Bintang membuka laptop. Lalu kita membahas program. Hoamh... masih mengantuk. Bintang bilang, "Sudah Dhuha belum?" Dan seperti biasa. CS yang satu ini menggerakan ragaku untuk berwudhu dan menunaikan sholat. Kadang aku bertanya-tanya, "Aku sholat gara-gara ditanyain sama Bintang, diterima nggak ya? Pencitraan!" 

"Ya elah Meg. Kamu kan tahu. Emang kita harus dipaksa dulu pada awalnya. Nah sambil kita jalani, sambil kita lurusin lagi niat kita. Allah Maha Tahu kok." Dan benar, aku selalu begitu. Aku sering salah niat. Tapi pada akhirnya aku tahu niatku salah. Dan perkara niat ini memang urusan diri dengan Illahi yang Maha Mengetahui, yang tidak bisa ditipu. 

Ketika aku sedang sholat Dhuha, aku dengar Bintang membaca Quran. Sok-sokan kutebak. Apasih lagi sholat malah main tebak-tebakan coba. Pasti lagi baca Al-Kahfi. Soalnya ada kata-kata Dzulqornain-nya. Wah, udah dibagian akhir nih. 

Gambar dari google

Selesai sholat, coba tebak apa yang Bintang bilang ke aku?
"Udah baca Al-Kahfi belum?"
Dan seketika, aku ambil Al-Quranku, dan membaca Al-Kahfi.

Aku Mega. Seorang muslimah yang enggak muslimah-muslimah banget. Seketika tertawa melihat kemalasanku hari ini. Aku tertawa dan berpikir keras. Kenapa Allah masih mengingatkanku? Bukankah aku cukup hina untuk di ingatkan? Seberapa sayang sih Allah itu? Ini nggak mungkin. Kalau bukan karena Dia yang Penyayang, mungkin aku sudah tenggelam dalam kemalasan tiada akhir. Bin, sekali lagi aku merasa, kalau aku punya hal yang berharga, itu kamu. Kamu yang Allah kirimkan buat jadi pengingatku. 

No comments:

Post a Comment