Thursday, April 4, 2019

Renungan Saat Hujan: Kenapa Hujan Rintik-rintik?


Kita tahu hujan. Kita tahu. Kita pernah kehujanan. Sudahlah itu biasa saja. Mengeluh ya silahkan saja. Kita tahu hujan itu jatuh dari langit.
Tapi, kenapa ya? Dia turunnya sedikit demi sedikit, maksudku iya bisa saja memang deras dan sakit terkena wajah. Tapi, kenapa ya dia tidak turun sekalian saja. Grubyuk. Seperti kita mandi menggunakan gayung. Kenapa turunnya berkelanjutan seperti mandi menggunakan shower?

Itu hujan yang selama ini aku lihat. Menakjubkan sekali caranya membasahi bumi. Seolah olah ia tahu, bumi itu harus dibasahi sedikit demi sedikit, bukan langsung disiram sekali gayung besar. Ya walaupun demikian saja, sekarang masih bisa menjadi banjir menggenang, mungkin ini urusan lain manusia. Tapi coba bayangkan, entahlah kalau airnya turun sekaligus, barangkali bumi sudah tenggelam.

Iya, saat ini hujan baru reda. Tadi deras sekali, menghujam atap-atap berteduh dengan keras menyuarakan bunyi pukulan. Selamat, tetesan-tetesan air. Selamat datang kembali ke bumi. Untuk nanti berkelana lagi melewati kerongkongan manusia, akar-akar pohon, saluran air bersih dan kotor, air minum, dan barangkali sempat berkelana di dalam tubuh manusia yg memiliki panjang pembuluh darah ratusan ribu kilometer. 

Ah, aku jadi iri padamu. Sudah berapa jauh engkau berkelana? Kurasa sudah lama sekali ya sejak bumi tercipta. Kalau boleh, aku hendak meminta nasehat dan saranmu. Apa tempat terindah yang pernah engkau singgahi? Apa benar perjalanan akan memberimu banyak sekali hal tak terduga? Lalu, karena aku mungkin tak dapat hidup lama di bumi ini, apa yang seharusnya aku lakukan agar bisa bermanfaat dalam waktu singkatku ini?

Jawablah! Segala air, tak hanya air hujan, jawablah tanyaku. Lewat manapun itu, kuharap aku dapat selalu mendengar nasehat dan saranmu. Baik itu dari rintik hujan, dari air mata, ataupun dari air terjun. Kuharap aku dapat selalu mendengar ceritamu, cerita perjalanan panjangmu. Walaupun waktu yang aku miliki barangkali tak akan cukup untuk mendengarkan seluruh ceritamu. Tak mengapa. Ceritakanlah! Karena apapun yang datang, ia pasti menyimpan hikmah yang terpendam.


QS. An-Nazi'at: 14


No comments:

Post a Comment