Tuesday, September 3, 2019

KKN Life: Pondokan Cewek vs Pondokan Cowok, Siapa yang Menang?

"Menciptakan jejak agar tetap tinggal ternyata memang tak mudah."
Aku melihat banyak orang, dengan masing-masing kelebihan dan kekurangan mereka. Pun aku juga melihat lewat mereka, apa yang kurang dari diriku. Terkadang, aku juga seperti menemukan diriku yang tak pernah aku tahu.


Selesai penyambutan di Samba, tim Desa Rempek segera bersiap untuk menuju ke pondokannya. Disinilah, untuk pertama kalinya aku merasakan sensasi naik mobil pick up. Anginnya melimpah. Jalanan memang mulus dan banyak pohon. Namun tanahnya kering. Dan satu fakta lagi, kendaraannya pada bar-bar. 

Sekitar 10 menitan, kita sampai. Aku sedikit kecewa. Ternyata lokasinya tidak dekat dengan laut. Kalau yang di Samba itu deket banget, jalan aja nyampe. Daan, satu lagi yang membuat aku mengeluh adalah.. sinyalnya nggak ada. Sinyal XL nggak ada. Wkwk. Padahal di Samba lancar jaya. Oo jelaslah membandingkan dengan pondokan desa sebelah. Wkwk.

Pondokan tersebut sebuah rumah dengan dinding tembok penuh. Tadinya rumah Pak Kades. Semenjak gempa beralih fungsi jadi gudang padi. Dan ada satu lagi pondokan yang berdekatan, juga terbuat dari tembok penuh. Katanya masih selesai dibangun, terus ada gempa. Yang punya tidak berani nempatin.

Setelah semua tim Rempek sampai, kita bingung karena belum menentukan pondokan mana yang akan di pakai cewek dan cowok. Akhirnya rapatlah kita.

"Pondokan yang sini nggak ada kamar mandinya," deng-deng "tapi ada listriknya. Nanti bakal ada gordennya kok." Kata kormanit kalau nggak salah waktu itu.

"Pondokan sebelah ada kamar mandinya dua, tapi nggak ada listriknya. Trus lubang-lubang jendelanya nggak ada kacanya."

Diskusi berlangsung alot sebenarnya. Tapi aku males menjelaskan disini, wkwk. Satu yang aku ambil adalah, baru sampai sudah berdinamika aja. 

Akhirnya, tetap pakai suara terbanyak. Tapi kita tetap berusaha melapangkan yang suara minoritas. Diputuskanlah kalau pondokan cewek yang rumah Pak Kades dan pondokan cowok yang rumah dengan dua kamar mandi.

"Kan di tempat cowok ada dua kamar mandinya, satunya buat cewek ya, satunya buat cowok."

Ooo tentu saja masalah kamar mandi ini tadinya juga lumayan alot diskusinya. Cewek-cewek mengajukan beberapa syarat supaya aman terkendali juga. Wkwk.

Pada awalnya, terlihat kalau tim yang di Desa Rempek ini dari beberapa segi memang tempatnya tidak lebih baik dari yang di Samba. Tapi aku senang saat ke Samba dikemudian hari Zahro bilang, "Padahal aku pingin yang nggak terlalu kota. Yang susah-susah sinyal gitu. Tapi ya sudahlah." Aku jadi terpikir, sebenernya di tempatkan di tempat yang nyaman atau tidak nyaman, keduanya tetap sama-sama menyenangkan, tergantung cara pandang.

Akhirnya aku memutuskan, untuk menikmati, setiap kusulitan yang muncul. Mungkin, disitulah aku bisa belajar hal diluar kenyamananku selama ini.

Setelah masalah pembagian pondokan selesai, kita bersih-bersih semuanya. Masih lelah sih. Tapi kita harus bergegas, tak bisa santai-santai seperti di kos-kosan.

Aku saat itu membersihkan kamar mandi, Desy di kamar mandi satunya. Ternyata aku selesai duluan. Yaa memang si kamar mandi yang dibersihkan Desy lebih kotor, dan satu lagi penyebabnya, Desy ini orangnya kalau mbersihin sesuatu niat banget harus sampai bersih. Wkwk. Suka-suka.
"Bersama, mengungkapkan pendapat masing-masing, mendengarkan, dan akhirnya memutuskan. Tak pernah terhenti disitu saja, namun juga lapang menjalankan keputusan. Mementingkan kepentingan bersama, daripada hanya ego pribadi. Aku rasa aku akan belajar banyak, walaupun selebihnya aku banyak mendengar daripada mengusulkan." 

No comments:

Post a Comment