Saturday, November 9, 2019

Review Buku: Reclaim Your Heart "Kembalilah kepada Hatimu" Karya Yasmin Mogahed

Judul: Reclaim Your Heart (Kembalilah kepada Hatimu)
Penulis: Yasmin Mogahed
Penerbit: Noura Publishing
Tahun Terbit: 2019 (Cet. II)



Saya kesulitan mendeskripsikan gambaran umum buku ini. Hehe. Bisa dibilang adalah tentang kita sebagai hamba, dunia, akhirat, dan Allah. Isinya terdapat 5 tema besar: keterikatan, cinta, penderitaan, hubungan dengan sang Pencipta, status perempuan, umat, + puisi.

Kesemuanya memberikan pandangan baru tentang kehidupan, dunia dan akhirat. Dari beberapa isinya, mungkin kita pernah mendengarnya dimana-mana, tapi bisa jadi saat itu kita masih kurang atau justru sedikit keliru memaknainya. Kalaupun tidak, penjelasan yang berbeda mungkin akan memperluas cara pandang kita. Disinilah penulis menuliskannya dengan berbagai contoh yang dialami penulis sendiri dalam perjalanan spiritualnya tersebut, melalui kisah Rasul, sahabat, nabi-nabi terdahulu, dan kisah-kisah yang ada dalam Al-Quran.

Saya sangat menyukai cara penulis dalam menjelaskan, memberikan contoh, menanamkan konsep yang bisa dengan mudah ditangkap oleh pembaca, lalu kemudian kita akan berhenti sejenak. Memikirkan. Merefleksikan. Bagaimana dengan diri ini? 

Keterikatan, memberikan kita gambaran bahwa, dunia ini memang tak sempurna. Dunia ini bukan tempat tinggal kita, akhiratlah asal kita, dan kesanalah kita akan pulang. Hati kita takkan bisa terisi Allah, jika masih ada sesuatu selain-Nya disana. Dan bahwa kita sering terjebak, mencintai karunianya, bukan Sang Pemberi karunia. Letakkan dunia di tangan kita, bukan di hati, sehingga bila kita harus melepasnya, takkan terasa berat, dan takkan menyisakan bekas luka yang menganga. 

Cinta. Bahasan yang selalu ada di setiap buku. Saya paling suka tulisan dengan judul "Jatuh Cinta kepada Hal yg Sejati." Barangkali seperti ini, saya selalu membutuhkan seseorang untuk mngisi hati saya. Saya heran, mengapa saya tidak pernah bisa melupakan seseorang jika tidak ada orang baru yang mengisi. Padahal saya tidak pernah menjalin keterikatan yang serius. Tapi melupakan, tetap menjadi pekerjaan yang tidak bisa saya selesaikan dengan baik.

Seringkali saya mendengar, solusinya adalah sibukkan diri, baca shirah, ubah menjadi bentuk cinta yang lain, bahkan justru dengan cara jangan melupakan tapi diingat terus :v, hingga isi hatimu dengan cinta Allah. Semua itu kadang terlalu abstrak untuk dilakukan. Mungkin jika ada yang memiliki masalah yang sama, bisa segera buka buku ini di halaman 82-88. ;)

Di bagian ini juga disebutin, dalam pernikahan, yang dibutuhkan seorang laki2-laki adalah untuk dihormati, sementara wanita adalah untuk dicintai. Bentuk hormat itu adalah dengan taat kepada suami, dan bentuk dicintai itu adalah dengan bersikap baik dan penuh kasih. 

Di luar itu semua, bahasan cinta disini pada intinya adalah, ketika kita mecintai sesuatu itu sejajar atau bahkan lebih tinggi dari Allah, maka bersiaplah akan penderitaan dan kehancuran jiwa karena sesuatu yang rapuh tersebut.

Tema ketiga yaitu, Penderitaan. Sebuah konsep yang mngkin pernah kita dengar, mugnkin juga belum. Tentang baik dan buruk. Definisi baik dan buruk dari sudut pandang dunia, adalah baik dan buruk sebenarnya. Kecelakaan itu buruk, memiliki harta melimpah itu baik. Tapi definisi akhirat tidak demikian. Akhirat mendefiniskan baik adalah ketika sesuatu itu mendekatkan kita kepada Allah, dan buruk ketika sesuatu itu menjadikan kita jauh dari Allah. Dengan definisi ini, tidak ada istilah, orang baik yang mengalami hal buruk atau orang buruk mengalami hal baik. Definisinya akan sejalan, orang baik akan mengalami hal baik dan sebaliknya. 

Lalu, dunia memang tempat kita bisa merasakan rasa sakit. Penderitaan memang sengaja Allah datangkan, tapi bukan berarti tanpa maksud. Dalam situasi stres, spiritualitas kita akan meningkat. Ya, pada intinya penderitaan apapun, kehilangan yang kita cintai, kesulitan hidup, adalah agar kita mendekat kepada Allah. Seringkali, karunia Allah, entah itu anak, harta, rasa aman, menajdikan kita lupa kpd-Nya, kita terlalu mencintai karunia itu, hingga lupa pd Pemberi karunia. Maka Allah mengambil sejenak karunia itu agar kita ingat, kepada siapa seharusnya kita bergantung.

Dunia adalah penjara bagi orang beriman, dan surga bagi orang kafir. Ternyata maksudnya bukan berarti orang beriman itu menderita, namun, orang beriman itu yakin ada yang lebih sejati, yang lebih sempurna, yang lebih indah dari dunia ini. Waw. 

Tema keempat, Hubungan dengan Sang Pencipta. Kita diingatkan lagi tentang ibadah kita, shalat. Shalat lima waktu, shalat malam yang romantis, puasa, kematian, doa-doa yang kita rasa tidak dijawab, futur, dan tentang keakuan. Say apaling terkejut di judul "Facebook: Bahaya Tersembunyi", kenapa? Obsesi mendapatkan jumlah like, termasuk keakuan, ego. Kebahagiaan kita di tentukan oleh jumlah like postingan kita. :( 

Tema kelima, Status Perempuan. Definisi cantik seorang perempuan itu seperti apa? Ya begitulah, landasan cantik bukan majalan mode atau fashion. Definisi cantik dari Pencipta kita bukan sprti itu. 

Yang terakhir tentang Umat. Kondisi umat saat ini. Kita di labeli, kita ini Islam yang mana? Yang radikal, yang agamis, yang religius, yang moderat? Jangan pernah mau terlabeli seperti itu. Itulah strategi untuk memecah belah. Perbedaan adalah rahmat. Bukan kebencian. Kita, satu tubuh, berkeyakinan sama, cukup, kami Muslim.

Nah, demikian review kali ini. Kalau boleh jujur, sebenarnya saya termasuk kurang suka buku pengembangan diri. Karena terkadang perlu membaca dengan cermat, dan yang terpenting, harusnya ada sesuatu yang berubah dari hidup kita setelah selesai membacanya. Tapi buku yg disertai contoh dan kisah yang pernah terjadi, sekarang lebih saya sukai daripada hanya kisah fiksi. Ya, setidaknya, kita tahu ada orang lain yang pernah mengalami hal berat lebih dari yg kita alami. Dan ada pelajaran nyata yang bisa kita ambil.

Ada 3 cara sebuah buku bisa sampai di tangan saya. Pertama, rekomendasi. Sejauh ini buku yg direkomendasikan orang lain tidak pernah mengecewakan. Kedua, pernah mendengar nama penulisnya di suatu tempat. Ketiga, karena judulnya membuat penasaran.

Reclaim Your Heart sampai di tangan saya lewat cara kedua. Saya pernah mendengar nama Yasmin Mogahed pada sebuah kutipan dari sampul Facebook seorang teman. 
"Hidup ini tidak sempurna; jika hidup ini sempurna, bagaimana kita menyebut tahapan perjalanan hidup selanjutnya (akhirat)?"

No comments:

Post a Comment