Wednesday, June 3, 2020

Hikmah Buku: Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya

Yahooo.. Mari kita berbagi hikmah dari sebuah buku. Mm, bukan ulasan atau review buku ya. Ini semacam catatan kecil yang membuatku tertarik terhadap isi sebuah buku. Bisa jadi adalah hal yang baru untukku, bisa jadi jawaban atas pertanyaanku sebelum-sebelumnya dan bisa jadi adalah hal yang unik.

Nah sebelumnya, kenalan dulu yuk sama bukunya.
Judul : Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya
Penulis  : Rusdi Mathari
Tahun    : 2017
Penerbit: Mojok
Kisah Sufi dari Madura, inilah judul kecilnya yang tertera di bawah judul besarnya. Berisi kumpulan kisah-kisah yang unik karya Cak Rusdi bertemakan sufisme. Aku tertarik dengan buku ini awalnya dari judulnya yang unik, dari kutipan yang disajikan di IG dan dari diskon Ngabuburead Mojok yang lumayan. Hehe.

Merendah di Hadapan Allah
Mulai dari frasa pertama yang menarik, 'merasa pintar'. Seringkali aku merasakan kalau apa-apa yang sudah kita usahakan hasilnya akan sama. Kalau rajin belajar, ya hasilnya nilai bagus. Hmft, nilai bagus itu karena aku pintar, karena aku berusaha. Sombongnya.. Itulah kesemuan, manusia bukan apa-apa. Bahkan bodoh saja mereka tak punya. Tapi sombongnya..

Menarik bukan dari judulnya saja kita diajarkan untuk rendah diri dihadapan Allah. Menyadarkan bahwa kita tak memiliki apapun. Bahkan diri kita bukan milik kita.

Benarkah Rindu Ramadan?
Sering mendengar Ramadan adalah bulan istimewa, sehingga banyak yang merindukannya. Pertanyaannya benarkah kita merindukannya? Pada cerita ini aku suka sekali karena begitu manusiawi nasehat di dalamnya. Ramadan memang berat, itu wajar, makanya diwajibkan. Akan tetapi karena berat itulah maka nilainya menjadi besar.

Makna 'Keberadaan' Allah
Hm, ini mungkin berbeda masing-masing orang. Akan tetapi, aku suka sekali dengan kisah ikan-ikan yang mencari air.
Karena kamu selalu bertanya dan ingin mencari Allah, padahal Allah meliputimu setiap saat. Lebih dari denyutan nadi yang paling halus yang pernah kamu dengar atau rasakan. 
Persoalannya, bagaimana kamu akan mengenali Allah sementara salatmu baru sebatas gerakan lahiriah. Kamu merasa pintar bodoh saja tak punya.
Ikhlas
Mungkin pernah dengar juga belajar ikhlas yang satu ini. Ikhlas itu seperti berak fan kencing. Sudah keluar ya sudah. Pasti sudah tidak diingat dan disayangkan ketika air dan berak itu sudah keluar? Seperti itulah ikhlas.

Meluaskan Hati pada Masalah Hidup
Nasehat segenggam garam. Apabila diletakkan dalam segelas air, tentu air itu akan asin kita rasa. Apabila dilemparkan ke telaga, apakah air telaga akan berasa asinnya? Seperti itulah permasalahan manusia. Segenggaman tangan, namun bila hatinya sempit, rasanya asin. Namun apabila dia mau meluaskan kelapangan dadanya masalah itu bisa jadi tidak berasa sama sekali.

Iblis bukan Makhluk Tak Berguna
Kembali lagi mengingatkan kita bahwa setiap ciptaan-Nya tak ada yang sia-sia. Masih sedikit bingung sih sama nasehat ini. Disebutkan bahwa jika tak ada iblis, barangkali manusia tidak mau beribadah.

Zakat Membersihkan Harta
Seperti membuang BAB atau BAK, mengeluarkan sesuatu yang seharusnya dikeluarkan. Membuang kotoran yang seharusnya dibuang. Maka rasanya akan lebih ikhlas ya.

Tentang Tersesat
Aku selalu merasa aman dengan 'ke-Islam-an' yang saya kira ini. Padahal siapa yang tahu kita ini benar-benar Islam? Hanya Allah. Sungguh. Karena itu dalam setiap salat kita memohon, "Tunjukilah kami jalan yang lurus." Karena kesesatan itu siapa yang tahu? Hanya Allah. Maka sehari minimal 17x kita memohon untuk ditunjukkan jalan yang lurus.

Was-was dan Syirik
Apa yang terlihat bisa jadi tak seperti yang kita lihat. Siapa yang menghilangkan rasa haus dan lapar kita? Minum teh manis dan makan makanan? Yang sebenarnya menghilangkan rasa haus dan lapar adalah Allah. Kalau Allah tak berkehendak, ya tidak akan muncul haus dan lapar itu. Syirik yang terlihat bisa kita atasi dengan mudah, akan tetapi syirik yang ada dalam hati sungguh sangat perlu kita waspadai.
Berhati-hatilah dengan lintasan hatimu. Berhati-hatilah dengan rasamu. Berhati-hatilah dengan sangka-sangkamu. Dari sangka-sangka dan lintasan di hatimu itulah waswas dan syirik yang sebenarnya bersemayam.
Tentang Memperhatikan Lingkungan Sekitar
Memperhatikan sekitar kita yang membutuhkan bantuan kita. Jangan sampai kita berfoya-foya sementara disekitar kita ada orang yang tak bisa bersekolah dan banyak hutang misalnya.

Dann ada banyak lagi hikmah-hikmah yang tidak kutuliskan. Tersirat di cerita dalam buku ini. Cerita Cak Dalhom, Mat Piti, Romlah, dkk mungkin sedikit aneh. Tapi mampu untuk menggugah kita pada makna yang sebenarnya dari suatu hal.

No comments:

Post a Comment