Monday, August 9, 2021

Hidup sebagai Perempuan dalam Buku "Cinta untuk Perempuan yang Tidak Sempurna" Karya Najelaa Shihab

Gimana sih rasanya jadi perempuan? Oke-oke saja, apa-apa dikomentarin, dikira strong terus? Kali ini aku mau cerita tentang buku yang relate banget sama kehidupan para perempuan, termasuk aku sendiri.

Judulnya “Cinta untuk Perempuan yang Tidak Sempurna” ditulis oleh Najelaa Shihab. Iya bener banget penulis adalah kakaknya Najwa Shihab. Bukunya terbit tahun 2020, diterbitkan oleh Penerbit Literati. Bukunya penuh warna dan sarat makna, apalagi jika kita mau merenungkannya.

Buku ini merupakan kumpulan tulisan yang sebagian besar adalah tentang perempuan, dan hal-hal sehari-hari yang sering dialaminya, tetapi mungkin perempua tidak menyadarinya. Sebut saja tentang percakapan antar perempuan yang seolah saling bersaing dalam kesuksesan. Jangan jauh-jauh soal uang, sebut saja soal perkembangan anaknya masing-masing, atau sarapan yang tadi pagi disajikan.

Perempuan yang “berbeda” dari yang kebanyakan, biasanya juga cenderung dipertanyakan. Misalnya yang memutuskan untuk menjadi single parent atau tidak menikah. Justru yang membuat mereka “kesepian” seringkali bukanlah dirinya sendiri, tetapi lingkungan yang sering membisiki luka dengan dalih perhatian.

Belum lagi soal standar “cantik” yang sebenarnya bersifat subjektif. Membuat remaja-remaja kita hari ini tidak mau makan dan olahraga berlebihan.

Yang membuat aku ber-oh panjang tentu saja soal drama anak perempuan dan ibunya. Ternyata bukan hanya aku yang mengalaminya. Bentuk cinta ibu adalah menjadi pelindung dan mengkhawatirkan putrinya. Tetapi putrinya sering mengartikannya sebagai bentuk ketidakpercayaan bahwa si anak bisa melakukan suatu hal.

Ada banyak cerita lain soal kehidupan perempuan yang seringkali penuh dilema, tetapi seperti diwajarkan saja dalam masyarakat kita, dan dibiarkan begitu saja merasa luka. Tentang bekerja dan tidak bekerja, mengapa sering dijadikan indikator bahagia dan tidak bahagia? 

Ada bermacam emosi ketika membaca buku ini. Sebagian besar adalah tentang refleksi, perenungan, sebagai seorang perempuan. Kadang kita tidak menyadari kesalahan itu, kita juga mungkin pernah menjadi perundung, tetapi tidak begitu menyadari hingga kita mengalaminya sendiri. Menurutku, bentuk tulisan dengan refleksi ini dapat lebih mudah memasuki ruang-ruang hati para perempuan. Tidak terkesan menggurui, dan belajar untuk berempati. Barangkali, ada perempuan disekitar kita yang butuh ditemani.

Akhir kata, buku ini sangat aku rekomendasikan untuk dibaca semua perempuan, yang menjadi ibu maupun anak putri, yang sendiri maupun yang berpasangan, yang remaja maupun dewasa, yang di rumah ataupun bekerja, termasuk laki-laki yang melengkapi perempuan-perempuan hebat untuk berdaya. Selamat membaca.

Kutipan-kutipan:

“Cinta yang membantunya menemukan diri karena jadi cermin refleksi.” –hal. 12

“Cinta yang hadir memberi keyakinan, bahwa dunia penuh dengan kemungkinan.” –hal. 14

“Kita terlalu peduli pada “kesempurnaan” perempuan lain di media sosial walaupun sadar, ia sama seperti saya dan kebanyakan Anda, punya kecemasan dengan berbagai beban di kehidupan nyata.’ –hal. 17

“Menjadi lebih positif bukan tanda kita perempuan naif. Meyakini bahwa kesuksesan tidak diperebutkan, justru bisa membuatnya lebih mudah dicapai oleh banyak perempuan. Anak-anak perempuan kita butuh teladan, dimulai dari perubahan kebiasaan kita, pelaku sekaligus korban perundungan perempuan.” –hal. 18

“Cinta yang punya suara, bukan hanya gema, cinta yang dipilih, bukan hanya dikasih.” –hal. 19

“Cinta yang tidak setengah hati, penuh petualangan bagi sang pemberani.” –hal. 21

“Cinta yangmenemukan jalannya dengansukarela, apa adanya.” –hal. 30

“Cinta yang tak salah alamatnya walau dengan mata tak terbuka dan doa tanpa nama.” –hal. 46

“Cinta yang dinyatakan dengan keras justru dalam sunyi.” –hal. 60

Oh iya, buku ini bisa dibaca gratis di IPusnas. Tetapi harus cukup bersabar karena antri banyak. Hehe. 

No comments:

Post a Comment